PAK Menurut Calvin
v RIWAYAT HIDUP CALVIN
Calvin ditinggal ibu kangdungnya sejak ia berumur tiga
tahun, dan tak lama kemudian setelah ibunya
meninggal, ayahnya menikah lagi dan akhirnya calvin tinggal bersama ibu tirinya
dan ayah kandungnya. Semasa itu Calvin hidup dengan kepribadian yang disiplin
dan serius karena ia dididik oleh ayahnya.
Pada 1536 ia menetap di Jenewa, ketika ia dihentikan dalam
perjalannya ke Basel, oleh
bujukan pribadi dari William Farel, seorang reformator.
Ia menjadi pendeta di Strasbourg dari 1538-1541, lalu
kembali ke Jenewa. Ia tinggal di sana hingga kematiannya pada 1564. Yohanes Calvin berniat menikah
untuk menunjukkan sikap positifnya terhadap pernikahan daripada kehidupan
selibat.
Pada 1539 ia menikah dengan Idelette de Bure, janda seseorang yang dulunya
anggota Anabaptis di Strasbourg. Idelette
mempunyai seorang anak laki-laki dan perempuan dari almarhum suaminya. Namun
hanya anak perempuannya yang pindah bersamanya ke Jenewa. Pada 1542, suami-istri Calvin mendapatkan
seorang anak laki-laki yang dua minggu kemudian meninggal dunia. Idelette Calvin meninggal pada 1549.
v DASAR TEOLOGIS
PAK
Ada 5 dasar Teologis PAK menurut Calvin,yaitu :
1.
kedaulatan
Allah, Calvin menjelaskan Allah dinyatakan
sebagai Allah yang berdaulat atas dunia, karena Dialah yang menciptakan segala
sesuatu yang ada, tidak ada kekurangan dalam diri Allah. Hal ini
Calvin menjelaskan bahwa setiap manusia yang di pilih oleh Allah harus memiliki
tanggung jawab terhadap hidupnya. Boehlke menjelaskan melalui perumpamaan bayi
yang lahir tanpa apa-apa, dengan dorongan alamiah hingga bertumbuh.
2.
Alkitab Sebagai Firman Allah, Sumber
pengetahuan yang dimiliki Calvin bersumber dari Alkitab.Alkitab adalah Firman
Allah yang diucapkan demi kemajuan gereja secara rohaniah. Peranan Alkitab
mutlak dalam kehidupan Calvin Bukan keputusan Gereja yang menyebabkan alkitab
diterima sebagai Firman Allah,sebab
justru dalam Alkitablah dapat dibaca bagaimana Gereja dibangun di atas dasar para
Rasul dan para Nabi, dengan Kristus sebagai batu Penjuru ( Efesus2:20).
3. Ajaran Tentang
Manusia, Calvin Memandang manusia dalam dua
sudut :
1).Manusia
sebagai makhluk yang diciptakan segambar dengan Allah,
2). kemudian
jatuh ke dalam dosa dengan dampak luas yang tersirat di dalamnya.
Dalam
pertumbuhan manusia yang semakin dewasa harus diberi pendidikan untuk lebih
mengenal Allah, seperti yang diajarakan Yesus yaitu kasih. Melalui sejumlah pengalaman belajar
yang dilaksanakan gereja, sehingga pertumbuhan rohani akan dihasilkan oleh
mereka yang semakin dalam, pertumbuhan ini menjadikan tindakan-tindakan kasih
terhadap sesamanya.
4. Ajaran Gereja, Calvin bercita-cita Gereja Am yang selalu ada dalam
proses pembaharuan kembali. Pandangan Calvin tentang Gereja, Calvin ingin
mengembalikan persekutuan Kristen kepada Gereja semula. Pemahaman tentang
Gereja sangatlah oikumenis, Calvin ingin berusaha mencari jalan untuk
mempersatukan semua orang percaya kepada Kristus ke dalam satu persekutuan yang
esa.
5.
Ajaran Tentang Hubungan Antara Gereja dan Negara
Pengertian
Calvin tentang pokok Teologis bertitik tolak dari praduga utama,yaitu :
1). Calvin
tidak dapat membayangkan negara yang terbagi menurut isi iman warganya
Demi keamanan negara semua warga
wajib mengakui iman yang sama,kalau tidak ditangkap, Calvin tidak setuju.
2).Setiap
pemerintah yang dikenalnya dari dekat terdiri dari warga yang yang menganggap
percaya kepada Kristus.
3). Setiap para
pemimpin negara adalah manusia yang berdosa juga
4). Meskipun
hubungan Gereja dengan Negara sangat erat, para pelayan diwajibkan menetukan isi firman dan siapa yang boleh
menerima sakramen
Sumbangan Pandangan Calvin bagi Gereja dan Negara, antara lain :
-
Calvin
menanamkan bibit demokrasi bagi negaranya
-
Gagasannya
tentang kekuasaan terbatas yang dipegang raja, mereka bertanggung-jawab kepada
Tuhan dan karena itu dapat dilepaskan tugasnya pula apabila mereka melanggar
persyaratan panggilannya yang ditentukan Allah.
v PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN & ASAS-ASAS PELAKSANAANNYA
1. Apa itu
pendidikan Agama ?
Menurut Boehlke calvin memandang pendidikan agama Krsiten adalah pemupukan akal orang-orang percaya dan
anak-anak mereka dengan Firman Allah dibawah bimbingan Roh Kudus.
Pendidikan
Kristen yang yang mendasarkan bahwa orang Kriten pada mulanya sudah dipilih
oleh Allah sehingga sering timbul pertanyaan bahwa mengapa perlu mendidik jika
Allah sudah memilih orang orang tertentu (Kristen)?.
Pandangan calvin terhadap tujuan
pendidikan dipandang melalui hidup Yesus yang sebagai seorang yang rajin berdoa
dan beribadah. Calvin
melihat diri Yesus yang hidup tanpa menginginkan seturut dengan kemauan-Nya
melainkan demi keprihatinan Allah terhadap manusia. Yesus yang menjalankan tugasnya yang
begitu berat tetapi Ia bertanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya. Sehingga tujuan Calvin adalah setiap
warga yang mawas diri terhadap kepentingan dirinya sehingga ia melupakan bahwa
dirinya bukan kepunyaannya sendiri melainkan kepunyaan Allah.
v TUJUAN PAK
mendidik para putra putri melalui ibu (gereja), dan
dilibatkan dalam penelaahan Alkitab sebagaimana menurut roh kudus, dan
mengambil bagian dalam kebaktian, dan dapat mejalankan tugas panggilan
sehari-hari.
v PELAJAR
1. Calvin
menggunakan contoh gereja purba, yaitu keperluan untuk mendidik
anak-anak(laki-laki dan perempuan) dalam ajaran iman.
2. Jemaat kedua
adalah anak muda, mereka harus wajib menghadiri kebaktian minggu maupun
hari-hari lainnya yang sudah terlebih dahulu di beritahukan. Jika terlambat
maupun tidak hadir tanpa izin maka akan di berikan denda, kebaktian
sangatlah penting bagi pendidikan Kristen menurut Luther dan Calvin, karena
mereka berdua memandang khotbah sebagai wadah yang disediakan Tuhan untuk
mendidik orang dewasa.
3. Golongan
ketiga adalah golongan pelajar maupun pendeta. Calvin ingin pemimpin gereja
dipimpin oleh orang-orang yang terpelajar, mereka-merekalah yang mengerti akan
Alkitab.
v
PENGAJAR/PENDIDIK
Pengajaran menurut Calvin berawal dari firman Allah yang tertulis dalam
Alkitab, karena dalam kehidupan di Alkitab terdapat pengalaman mengajar dan
belajar. Allah mengajar melalui orang-orang
yang menaklukan dirinya kepada Firman Allah.
Menurut Calvin juga pengajar di
bagi menjadi dua, yaitu :
-
Pendeta dan
-
guru.
Di jenewa Calvin menggabungkan jabatan tersebut, yaitu
pendeta yang sebagai gembala Jemaat dan ia juga mengajar sebagai guru dan
melayani jemaat sebagai guru juga.
Selain Allah dan pendeta sebagai
pengajar, perlu juga orang lain di ajar untuk dapat menjadi pengajar, sehingga
didirikannya Akademi di Jenewa. Sehingga keteratuaran yang terjadi dalam
pengajaran di gereja akan semakin kuat karena adanya dukungan satu sama lain.
v KURIKULUM
Menurut
Calvin katekimus sangat penting, katekimus hampir sama dengan ilmu pendidikan.
Terdapat empat tinjauan umum sebelum terbentuknya
isinya yaitu,
-
pertama tugas menyusun katekimus(disusun oleh
orang-orang yang terpercaya),
-
kedua bahan
studi bagi anak yang disesuaikan menurut dengan kemampuan anak didik,
-
ketiga
pengalaman pengajaran katekimus menentukan pembentukan kurikulum,
-
keempat buku kategkismus hendak memupuk hubungan di
antara gereja-gereja yang terpisah.
Kurikulum
ini mencakup
pada empat tema pokok yaitu hukum, iman, doa dan sakramen-sakramen.
Akademi Jenewa
Pada Tahun 1541
Calvin kembali ke Jenewa dalam rangka
usahanya untuk
-
memperbaharui
gereja dan masyarakat sesuai dengan asas-asas Alkitabiah.
-
Mendorong
Gereja dan kotapraja jenewa untuk mendirikan
suatu akademi yang bermutu yang mencakup pendidikan menengah dan
Perguruan Tinggi.
Pada tahun 1559, tanggal 5 juni
berdirilah akademi Jenewa.
Struktur
akademi merupakan 2 sekolah, yaitu :
1). Scola
Privata, semacam sekolah dasar samapai SMP kelas 1
2) Scola
Publica,SMP kelas 2 samapi SMAdan perguruan tinggi.
Komentar
Posting Komentar