Budaya "Ana kasi makang Om di Pulau Oma"



TUGAS

ANTROPOLOGI










Disusun Oleh :

Aprilia Netania Hukom

NPM   : 12175201150011 

Dosen Penyaji : Dr. E. Pattinama/T,M.Hum




FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2016




BAB I

1.1.  Latar Belakang Negri Oma
Nama Negri Oma berdasarkan seharah, diberikan nama oleh Moyan “Oma sesuai dengan kata yang didengarnya. Melalui  Sedangkan pihak Portugis/orang berkulit putih memberikan nama tempat ini adalah “Pulau Buang Besi” .Pada saat itu Oma hanya sebagai tempat saja belum ada kata sambutannya dengan Negeri. Lalu mereka menurunkan keluarga-keluarganya dari Amaira menghuni tempat “Oma” ini. Tempat yang dinamakan Oma ini, kemudian diperluas baru ditemukan pondasi kota benteng, ditemukannya tanaman-tanaman kayu jati dan bak air panas.
Negeri Oma adalah sebuah Negri yang berada di wilaya Kecamatan Pulau Haruku,Kabupaten Makuku Tengah,Ambon Maluku. Kota yang terdekat dengan Negri Oma adalah Kota Ambon dan Bula. Negri Oma ber Koordinat 3°35'41"S   128°27'24"E, bentuk Pemerintahan yang di anut di Negri Oma adalah sistem Monarhi (Raja). Lagu Negri Oma adalah Leparissa negriku.
Negeri oma dari 10 negeri lainnya di pulau Haruku semuanya terletak di pesisir pantai, megelilingi pulau yang luasnya kurang lebih 15000 km2 ini. Negeri yang satu ini letaknyadi pesisir pantai paling selatan.
Negeri ini beriklim panas pada musim barat karena angin bertiup dari arah barat. Sebaliknya beriklim dingin karena angin bertiup dari arah timur.
Di Negri Oma banyak sekali Budaya yang khas, salah satu budaya yang khas adalah budaya Ana kasi makan Om.

1.2.  Teon dan Pasawari mata rumah dan Soa dalam Negri Oma
1.2.1        Teon
Nama Fam
Nama Teon
Pasawari Mata Rumah
Uneputty

Tohata

Patiata

Lesirolo

Manusiwa
Rualutu

Rirapary

Sialona

Sirawane

Kota Jasa Leiitu
Upu Uneputty Mata Rumah Rualutu

Upu Hatalae Tupano Mata Rumah Riripary
Upu Topatiata Mata Rumah Sialona

Upu Resirolo Latu Mata Rumah Siraware

Upu Wanasute Eiya Mata Rumah Leiitu

Ririassa


Kaihatu I


Kaihatu II


Sekewael
Nantimu
Rutuhitu

Nantimu
Rutuhitu

Nantimu
Rutuhitu

Nantimu
Rutuhitu

Upu Ririassa Kapitano Mantura Kekeke Mata Rumah Nantimu Rutuhitu

Upu Lelekenuassa Mata Rumah Nantimu Rutuhitu

Upu Maekenusa Mata Rumah Nantimu Rutuhitu

Upu Sekemanuela Mata Rumah Nantimu Rutuhitu
Pattinama

Pattinama

Pattinama

Pattinama
Pattibarani

Sopasina

Sopatrima

Turaparu
Upu Patibarani Latua Peisina Kota Intan

Upu Sopasina Latua Peisina Kota Intan

Upu Sopatrima Latua Peisisna Kota Intan

Upu Turaperu Latua Peisina Kota Intan
Suripatty
Patty
Pattikawa
Pati Hua Pati

Salaiha
Upu Suripatty, Patty, Latua Peisina Pati Hua Pati
Upu Kawai Mata Rumah Salaiha

Haumahu

Hukom

Wattimena I

Wattimena II

Hetharia
Haupea

Haupea

Haupea

Haupea

Pelatimu

Upu Haumahu Tunai Mata Rumah Haupe’a
Upu Ramvahulu Mata Rumah Haupe’a

Upu Totomena Mata Rumah Haupe’a

Upu Menay Mata Rumah Makaili

Upu Hetharia Samoei Pelatimu

1.2.2.  Soa
Nama Soa
Fam Inti
Fam Tambahan


I.                   Latu Ei

Uneputty
Tohata
Pattiata
Lesirolo
Manusiwa
Noya
Tetehuka

II.                Pari
Kaihatu
Sekewael
Ririassa

Siahaya
Akihary
III.             Raja









Pattinama
Suripatty
Patty

Pattikawa
Nussa
Kayadu
Selanno
Salakay
Sinay
Sahurette
Toisuta



IV.             Tuni
Haumahu
Hukom
wattimena
Hetharia
De fretes
Silahoy







1.3.Sistem Organisasi Sosial
Sistem Pamerintah dalam Negri Oma adalah pejabat negeri yang memimpin jalannya pemerintahan.  Di dalam pemerintahan negeri Oma , di dalamnya terdapat lembaga-lembaga  lain yaitu Soa, Saniri, Kewang juru tulis, marinyo, kerohanian.
1.3.1.      Saniri Negeri
Saniri Negeri disebut juga sebagai Saniri lengkap, lembaga adat ini beranggotakan sedikit orang saja yang terdiri dari pejabat-pejabat yang duduk dalam saniri dan wakil-wakil dari soa yang bukan kepala soa atau kepala soa.. itulah sebabnya disebut saniri lengkap. Mereka adalah sebuah dewan, sebuah majelis. Tugas dewan ini adalah memberi nasehat kepada pamerentah, mengawasi  jalannya pemerintahan, mengawasi pembangunan-pembangunan yang manfaatnya untuk kepentingan umum, memilih dan mengangkat pemerintah juga mengusul pemberhentiannya, mempunyai tugas kehakiman . tugas ini, dapat dilihat bila ada sengketa perdata atas sebidang tanah misalnya antara warganya sendiri atau dengan negeri tetangganya karena perbatasan.

1.3.2     Gelar,Teon & Soa
Gelar, Di setiap negeri di Maluku dimpin oleh seorang pamerentah atau raja. Dalam pemerintahan Hindia Belanda, telah disediakan pula gelar untuk diberikan kepada masing-masing kepala pamerentah negeri itu sesuai dengan tingkat pengabdian dan loyalitasnya. Title atau gelar itu diabgi 3 tigkat yaitu :
1.Raja, 2. Patih dan 3. Orang kaya.
Dari kedudukan itu rajalah yang mendapat tahta kedudukan yang paling tertinggi, kemudian patih dan terakhir adalah orang kaya.  Gelar itu dapat berubah-ubah bergantung pada pengabdian dan loyalitasnya. Menurut keterangan dari Bapak Atus Selanno bahwa pemerintahan negeri Oma  yang mengaku jabatan patih ialah tuan patih Hendrik juga patih Jacob Pattinama. Sebab pada waktu pengangkatan tuan patih Jacob, tongkat kebesaran yang diberikan padanya berkepala perak dan panji serta paying kebesarannya masing-masing berwarna putih. Kemudian karena loyalitasnya kepada pemerintah, beliau di nobatkan lagi dari patih menjadi raja. Tanda kebesaran yang berupa tongkat, panji dan paying. Tongkat kebesaran ini berkepala perak untuk semua pamerentah, sedangkan berkepala emas diberikan oleh Gubernur Jenderal kepada pamerentah yang bersangkutan atau residen atas namanya bila berhalangan hadir.
Selainitu, tongkat kebesaran yang berupa panji memiliki tiga warna yaitu : kuning emas, putih, dan biru. Selain itu tanda kebesaran yang berupa payung, tanda kebesaran ini untuk melindunginya dari sinar terik matahari dan hujan bila berpergian. Warna dari payung ini sama dengan ketiga warna panji-panji tersebut, diberikan sesuai dengan gelarnya.Pada zaman dulu, jabatan pamerentah atau raja ini tidak ditentukan masa berakhirnya. Jadi jabatan ini boleh dipangku seumur hidup. Apabila jabatan pamerentah ini berakhir jika ada alas an minta berhenti dari masa jabatan. Misalnya tak dapat menjalankan tugas dengan baik, di hukum atas putusan pengadilan, atau alas an yang lainnya.
Dengan terjadinya perkembangan, sistim pemerintahan negeri yang dilakukan secara monarchi diganti dengan sistim pemerintahan desa secara demokratis berdasarkan UU No  tahun 1979. Masa jabatan ini sudah dibatasi 8 tahun. Akan tetapi terjadi perubahan terus menerus, hingga terakhir dengan UU No 32 tahun 2004 untuk masa jabatan raja 5 tahun.
1.3.3.           Teon dan Pasawari mata rumah atau menurut fam,
Bertamu dengan mengucapkan salam pagi, siang ataupun malam, - tergantung waktu – adalah budaya sopan santun. Setiap mata rumah dan setiap mata rumah juga mempunyai teonnya. Seseorang yang bertamu pada salah satu keluarga, sebelum ia menghaturkan maksud kedatangannya, terlebih dahulu ia meyapa si tuan rumah dengan pasawari ( sopan santun adat) menurut fam dan nama teonnya seperti di bawah ini. Kemudian baru ia menyampaikan isi hati.

1.3.4.           Soa, Soa adalah sala satu dari lembaga adat lainnya yang juga membantu
pamerentah negeri dalam menjalankan tugas pemerintahannya.Sebuah soa terdiri dari satu fam (nama besar keluarga) atau lebih. Oleh karena beberapa fam yang bergabung membentuk sebuah soa maka soa ini tidak mempunyai mata rumah, namun demikian seorang anggota soa tertuua atau yang dituakan dan dipandang cakap untuk dihormati oleh anak-anak soanya. Walaupun tidak mempunyai rumah soa, rumah pribadi kepala soa selalu mendapat perhatian untuk mengurus kepentingan soa terutama bila ada acara adat soa.kepala soa diangkat melalui musyawarah soa. Kepala soa terpilih, diajukan kepada pemerintah negeri atau raja untuk kemudian diusulkan untuk diangkat.

1.4.       Sistim Perkembangan Vokal dan Bahasa

Vokal dan bahasa dalam Negri Oma masih dipertahankan ciri khasnya,Bahasa Negri Oma mempunyai ciri khas tersendiri. Dan sampai sekarang masyarakat Negri Oma masih menggunakannya.
Contoh dialeg bahasa Negri Oma : O, pi mana O? O su makan ka blom?
Ciri utama bahasa masyarakat Negri Oma yaitu penambahan Huruf “Oo” pada setiap awal kalimat ketika berbica, mungkin ini karena menurut sejara asal usul negri oma, yang ada seorang laki-laki Amaira berkunjung ke Oma dan mendengar suara dari laut “Oh Man”, tapi mendengar seperti OMA. Dan bahasa Oma jugaa mempunyai nada yang unik ketika berbicara.
1.5.  Sistem Mata Pencaharian di Negri Oma
Mata Pencaharian Negri Oma begitu banyak dan berfariasi ada yang menjdi PNS,Guru Tukan bagunan tapi yang paling sering ada adalah Mata Pencaharian yang berhubungan dengan Alam, salah satunya Hutan dan Laut.
Hutan, manusia Oma menjadikan hutan sebagai tempat atau lahan untuk bertani. Manusia Oma biasanya bertani di Hutan , seperti bertani jagun,ubi,pisang dan makanan-makanan lainnya. Selain itu Manusia Oma juga sering menjadikan bahan baku dari Hutan untuk keperluan rumah tanggah seperti Daun Sagu untuk atap,kayu-kayu atau ranting ranting untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk memasak (tungku)
Laut, Manusia Oma menjadikan laut sebagai sumber Mata Pencarian.
Hampir setiap keluarga yang menempati pesisir pantai pulau memiliki perahu lepa-lepa ini di gunakan sebagai sarana untuk mata pencarian ikan di laut. Beberapa puluh tahun lalu hanya sedikit saja keluarga yang memilliki perahu lepa-lepa ini, khususnya mereka juga yang memiliki menara, jarring, dan nyimu. Karena itu di pantai muka negeri sekarang ini tidak banyak kelihatan perahu lepa-lepa ini. Akan tetapi kini karena perkembangan dan kemajuan teknologi kelautan maka menara atau alat penangkap ikan seperti tersebut sudah diganti lain, tasi atau senar murah dan dapat dijangkau oleh hamper setiap keluarga. Oleh karena itu mereka harus memiliki lepa-lepa pula. Selain alat-alat perlengakapan tersebut, kini orang sudah menggunakan sero terapung. Bagaikan rumah ikan, agar mudah menjaringnya untuk itu harus menggunakan perahu besar dan bermesin.
1.6.  Sistim Sosial Budaya
Budaya yang saya kaji disini adalah Budaya “Ana kasi suap Om”
Budaya ini adalah, budaya yang terjadi di Negri Oma. Budaya ini diselanggarakan karena wujud rasa Nilai trimakasi ana-ana dari Negri Oma kepada Om-Om mereka atau Orang-orang Tua mereka yang semarga terhadap segala sesuatu yang telah Om-Om mereka lakukan kepada mereka dan juga Nilai untuk mempererat tali Persodaraan antara Manusia Negri Oma.
Budaya ini sebernanya bukan hanya “Ana kasi suap Om” tapi juga Om-Om atau orang-orang Tua mereka yang semarga kepada anak Mereka. Namun budaya ini sering di kenal dengan Budaya “Ana kasi suap Om” . dikarenakan budaya ini lebih sering diselanggarakan dari pada “Om-Om kasi suap anak” . disini, yang diperbolehkan untuk makan hanyalah ana-ana dan Ayah atau Om-om mereka yang semarga. Ibu tidak diperbolehkan.
Budaya ini tidak terjadi secara Rutin setiap tahun-nya. Budaya ini akan dilaksanakan tergantung dari ana-anak negri Oma sendiri. Kapan akan diselanggarakan. Bisa 1 tahun 3 kali atau bahkan 1 tahun 1 kali. Namun acara ini seling diselanggarakan biasanya 1 tahun sekali yaitu pada bulan Desember.
Budaya ini dilaksanakan bukan secara masyarakat Oma secara menyeluruh. Tapi bertahap per Soa masing-masing. Hanya 1 Soa setiap acaranya.
Jadi budaya “Ana kasi suap Om” ini terjadi bertahap. Pertama Soa La Tu Ei kemudian Soa Pari, begitu seterusnya sampai Soa Tuni.
1.6.1. Aktivitas(Proses) Budaya “Ana kasi suap Om”
Tahapan-tahapan pelaksana Budaya “Ana kasi suap Om” , sebelum proses budaya ini dimulai , marga-marga dari soa yang akan melaksanakan budaya ini telah berunding jauh sebelum acara berlangsung untuk memili siapa pemimpin dari acara kali ini, dan budaya apa? Apakah “ana kasi makan om, atau om kasi makan ana”.  Setelah itu sampai pada hari acara, Keluarga-keluarga dari marga dalam Soa-Soa tersebut telah menyediakan makanan sebelumnya di atas sebuah Lesa (meja khusus  dari marga itu, dibuat oleh marga-marga tersebut).
Kemudian Om-Om dari marga tersebut menjembut ana-ana dari marga tersebut, sebelumnya ana-ana telah berkumpul di suatu tempat, biasanya berkumpul di Gereja. Dan dijemput Secara adat(diringi memakai tifa) dan memakan pakian adat (seperti Cele & lenso adat dan diikat dikepala). Setelah sampai di tempat berkumpul ana-ana, maka pemimpin dari acara tersebut berbicara menggunakan bahasa khusus bisa dikatakan bahasa Tanah. Namun karena berkembanya waktu, pemimpin berbicara memakai Dialeg Oma.
Setelah Dijemut , maka ana-ana dan om-om akan berjalan bersama diringi tifa sampai ke tempat acara untuk makan.
Di sana,sebelumnya telah tersedia makanan yang diatur di atas Lesa yang disusun berjejer panjang, di atas meja telah tersediah makanan di atas piring. Piring hanya berjumlah 7,sendok & dan jenis makanannya hanya berjumlah tujuh saja.
Makanan-makanannya antara lain :
Ayam 1 Ekor,Nasi Kuning,Nasi Putih,Pali-pali (sejenis ketupat),Babengka,Sayur dua macam.
Sampai di tempat acara, semua ana-ana duduk untuk makan , duduk berselingan tidak diperbolehkan marga yang sama duduk bersampingan.
Sebelum makan, Pemimpin dari acara tersebut memimpin dengan berbicara menggunakan dialeg Oma.Saat memulai makan orang tua (om-om) harus menyuapi ana-ana terlebih dahulu, setelah itu baru ana-ana lanjut untuk makan sendiri. Dalam setiap Soa masing-masing marga hanya bisa menyuapi ana-ana dari marga itu sendiri (Hukom menyuapi Hukom).
Setelah selesai proses makan , makanan yang sudah disiapkan tapi tidak dimakan harus dibawa pulang dengan wadah yang sudah disiapkan dan ini diwajibkan untuk ana—ana yang makan.
Setelah selesai acara makan, mereka melanjutkan dengan mengadakan pesta sebagai wujud perayaan untuk mengikat tali persaudaraan dalam sukacita.
Demikianlah langkah-langkah prosesi pelaksanaan Budaya “Ana kasi suap Om”
1.6.2.      Artefak
2.      Tifa
3.      Lesa (meja)
4.      7 pasang piring dan sendok
5.      Pakian adat (Baju Cele dan Lengso Adat)


1.7.  Peralatan hidup dan Teknologi

Peralatan hidup dan Teknologi masyarakat Negri Oma antara lain,
Masyarakat Negri Oma menggunakan Lesa atau meja untuk acara Budaya ana kasi makan Om. Masyarakat Negri Oma menggunakan peralatan hidup sama seperti yang biasanya orang pakai seperti Peralatan memasak Kompor,juga tempat tidur ada juga kursi meja yang normalnya ada di setiap rumah. Teknologi yang digunakan adalah teknologi elektronik seperti Tv, ada juga Motor Mesin spit dsb.
Ada juga Tanda kebesaran yang berupa tongkat, panji dan payung. Tongkat kebesaran ini berkepala perak untuk semua pamerentah, sedangkan berkepala emas diberikan oleh Gubernur Jenderal kepada pamerentah yang bersangkutan atau residen atas namanya bila berhalangan hadir.
Selainitu, tongkat kebesaran yang berupa panji memiliki tiga warna yaitu : kuning emas, putih, dan biru. Selain itu tanda kebesaran yang berupa payung, tanda kebesaran ini untuk melindunginya dari sinar terik matahari dan hujan bila berpergian. Warna dari payung ini sama dengan ketiga warna panji-panji tersebut, diberikan sesuai dengan gelarnya.

1.8. Sistim Religi

Saya tidak tau pasti kebercayaan mula-mula negri Oma atau yang berhubungan erat dengan religi. Tapi menurut survei saya ketika bertanya di beberapa Orang yang berasal dari Oma. Masyarakat Negri Oma dulunya berkepercayaan mistik,Animisme atau percaya kepada leluhur-leluhur atau dewa-dewa dan Alam ,sehinggah belum mengenal dengan namanya Kristen. Tapi seiring berkembangnya waktu dan ada proses  perpindahan penduduk atau pendatangan ,kebanyakan masyarakat negri Oma sekarang ini berkepercayaan Kristen. Dulu upacara-upacara adat yang berlangsung dalam negri Oma dilakukan secara adat namun karena Agama Kristen sudah masuk akhirnya sistim kepercayaan Kristen ini dipakai ada selalu ada dalam setiap acara di Negri Oma.



1.9.  Kesenian
Seni dalam masyarakat Negri Oma antara lain,
1.9.1.       Seni musik
yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang. Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna musik yang sangat khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri dari Tifa yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah sebuah Gong berukuran besar dan Toto Buang, yang merupakan serangkaian gong-gong kecil yang di taruh pada sebuah meja, dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).
Alat musik tifa ini sering dipakai dalam setiap acara di Negri Oma salah satunya pada saat Budaya Ana kasi makan Om.

1.9.2         Tari
yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai). Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.
Sama halnya dengan Tifa,tari-tarian ini juga sering di pakai dalam setiap acara di negrin Oma salah satu nya acara Budaya Ana kasi makan Om.





BAB II
Analisa Masuknya Budaya


2.1. Dua Proses Kebudayaan Asing
2.1.2.  Alkuturasi
a.      Dulu, dalam perayaan Budaya “ana kasi suap om” ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah atau biasa disebut bahasa tanah. Tapi, seiring perkembangan zaman, dan ada budaya yang masuk dan berkembang di Oma, bukan hanya bahasa tanah yang dipergunakan tapi bahasa Ambon atau Bahasa Oma. Ini bisa dikarenakan masyarakat yang sudah tidak tau lagi dengan bahasa-bahasa itu.
b.      Alkuturasi yang terjadi dalam Negri Oma seinggah terjadinya pengambil alihan budaya adalah pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku terkhususnya masyarakat Oma pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.
Polonaise bukan hanya terjadi pada saat kawinan, pada selesai budaya ana kasi makan om juga malamnya biasa diselanggrakan pesta dan biasanya budaya Polonaise ini terjadi.
2.1.3. Asimilasi
a.        Asimilasi yang terjadi juga adalah soal Pakian. Dulu ketika acara budaya ana kasi makan Om berlangsung , mereka memakai pakian adat seperti baju cele, kain kebaya . tapi karena budaya barat masuk sampai ke Negri Oma. Pakian yang dipakai sudah dikaloborasi dengan budaya barat “jeans”, sehinggha peserta acara memakai atasan cele dan bawahanya celana jeans.
b.        Asimilasi yang terjadi di Negri Oma antara lain, Dalam kebudayaan “ budaya ana kasi makan Om , biasanya hanya diringi oleh Tifa saja. Namun karena ada nya budaya luar yang masuk seperti alat musik lainya yaitu alat musik petik yaitu Ukulele juga di kaloborasi dalam budaya tersebut dengan tifa. Ukulele ini berasal dari Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat. Ada juga budaya barat seperti alat musik Keyboard , sekarang juga pada saat acara budaya ana kasi makan Om biasanya diringi dengan keyboard.



2.2.      Sosialisasi,Enkulturasi
2.2.1.      Sosialisasi, Berbicara soal sosialisai terutama dalam budaya ana kasi makan om di Negri Oma sudah terjadi dan masih dipertahankan sampai sekarang. Karena tali kekerabatan dan kekeluargan sangat erat dan oleh karena itu budaya ini masih dan tetap dipertahankan. Meskipun, banyak orang-orang Oma yang tidak berdomisili di Oma,tapi karena rasa cinta mereka, budaya ini masih tetap dilaksanakan.
2.2.2.      Enkulturai, dulu sebelum timbulnya Enkulturasi masyarakat Negri Oma ketika berlangsungnya Proses budaya Ana kasi makan Om, acara tersebut tidak di dampingi dan di pandu Oleh pemuka agama. Namun karena proses Enkulturasi akhirnya pada saat proses budaya ana kasi makan om didampingi oleh pemuka agama. Dan dalam budaya ini pemuka agamanya adalah seorang Pendeta/Haji. Ini terjadi karen adanya pengaruh masuknya agama Kristen dan Islam dalam kebudayaan maluku. 




DAFTAR PUSTAKA

-          Uneputty D, C., Hukum Adat Negeri Oma dan Perkembangannya
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN HORACE BUSHNELL”

PAK Menurut Calvin