APA ARTINYA BERBICARA TENTANG TUHAN
APA
ARTINYA BERBICARA TENTANG TUHAN
Berbicara
tentang Tuhan pasti tidak bisa dilepaspisahkan dengan Metaforis, Metaforsis
disini bersifat metafora:pemakaian kata/kelompok
kata bukan dengan arti sebernannya, melainkan semacam kiasan &bisa bersifat
aneh. Mis; Tulang punggung dalam
kalimat Ayah adalah Tulang punggung
Keluarga, ini mengandung arti Tulang Punggung yang berarti dalam Bahasa
anatomi “Tulang dari leher sampai ke tulang ekor,yang membantu berdiri tegak”
ini berarti seperti Tumpuan/pokok kekuatan” Ayah sebagai tumpuan kekuatan
keluarga. Metafor ini bukan hanya bisa dilakukan dalam ruang lingkup puisi saja
tapi juga biasa di pakai dalam kehidupan sehari-hari,dalam Pengathuan (Ilmu dan
filsafat dll) dan juga dalam Bahasa Religius. Dalam bahasa
Religius banyak sekali pemakaian metafor, pemakaian metafor dalam bahasa
religius menurut saya pasti berhubunga tentang wujud penghayatan kita kepada
Tuhan, Mis saat kita berkata Tuhan adalah Raja, Tuhan Berbicara kepada
Kita,Tuhan mendengar,memimpin,mengasihi,mengajar,memelihara kita. Padahal
sebernanya kita tau bahwa Tuhan tidak secara langsung menjalin
kontak/komunikasi langsung kepada kita. Selain itu, Metafor Religius disini
juga mempunyai ciri khas, karena ada beberapa kata metafora yang hanya bisa
dijelaskan kepada Allah saja, namun penjelasannya makna metafora itu hanya
pasti bisa di jelaskan dengan metafora lainya lagi. Bahasa metafor religius
juga memiliki kesukaran, yaitu tentang bagaimana kita menggunakan bahasa
tersebut dan kemudian berusaha untuk menjelaskannya kembali(padahal kita sudah
mengerti,tapi sukar dijelaskan). Memang disini bahasa untuk dipakai bukan untuk
dipikirkai. Bahasa religius dipakai untuk berdoa,memohon pengampunan,atau dalam
tata ibadah dll. Namun Bahasa religius kadang-kadang sukar seperti yang
dikatakan diatas, terkadang kita tidak mengerti mengapa penggunaan bahasa itu
dipakai. Dan disini timbul pertanyyan, bagaimana kita menjelaskan bahasa
metafor religius tersebut?. Pasti untuk menjelaskannya kita pasti juga akan
berhubungan dengan metafor yang lainnya,jadi untuk menjelaskan percakapan
religius kita pasti akan menggunakan metafor, begitu seterusnya. Selanjutnya ada 2 faktor menyebabkan hal
‘Metafor” menjadi aktual, pertama
ialah pluriformitas masyarakat kita dan juga greja (adanya perbedaan latar
belakang sehingga timbul sedikit persoalaan dalam pemahaman), kedua ialah sekularisasi. Metafor disini
bukan kata, tapi pemakaian kata itu. Maksudnya kata pada dasarnya tidak perna
bersifart metafor,tapi dapat menjadi metafor dalam pemakaiannya.untuk mengerti
lebih lanjut kita harus mengerti apa yang disebut dengan “kata” dan apa yang
termasuk makna/arti kata. Kata disini
mempunyai arti /maknannya sendiri, tapi sebernannya sulit untuk mengetahui
makna yang tepat dari kata tersebut. Ada banyak kesulitan untuk mengetahui arti
dari suatu kata.jadi masalah disini ialah kata ”arti” disini, mempunyai
beberapa arti yang berbeda yang satu dengan yang lain. Ada 3 alternatif melihat
arti kata, dan buku ini memngusulkan Arti
Lesikal,Arti Ensiklopedis dan Arti Asosiatip. Selanjutnya,pemakaian kata
disini mempunyai 2 keberadaam/aspek, pertama
ialah kata mempunyai individualitas dan kedua
ialah kata dan hakekat keberadaanya. Namun kata kalaub dilihat dan dilepas dari
pemakaiannya,pasti mempunyai banyak kemungkinan arti makna. Menurut pandangan tradisional
tentang metafor,gejala metafor,sejak zaman Aristoteles hingga zaman
neo-positivisme sudah dipandang secara pandangan umum. Metafor sudah di anggap
semacam pergantian nama. Suatu metafor
dalam pandangan trtadisional ialah menangkap maksud yang sesungguhnya dari
suatu ucapan melalui bahasa. jadi suatu metafor dalam hal ini merupakan suatu
pemakaian yang tidak benar dari suatu kata,tapi dengan tujuan tertentu dapat
diterima , dan tujuan itu dapat bersifat estesis atau didaktis. Konsekuensi
Bila Berbicara Tentang Allah (God
Talk),dalam hal ini kesimpulan yang
diambil oleh orang yang “bicara tentang Allah”,pada akhirnya tak ada
interpretasi dari ungkapan-ungkapan itu,sebab pembicara tentang Allah atau
orang yang inin menerangkan maksudnya, pasti tidak akan mampu menjelaskan karena
hanya terjevbak dalam lingkaran saja. Metafora
Interaksi,ada satu istilah Pendapat
Interaksi (Teori Interaksi) hal ini timbul karena adanya suatu kenyataan
yang mendorong para ahli untuk memikirkan ulang mengenai gejalah metafor dan
mencari pengertian yang lebih tepat. Pendapat ini mengandaikan adanya “irreducible metaphors” yaitu metafor
yang artinya tidak dapat dijabarkan/diganti dengan ucapan lainsecara harafia,
sehinggah jelas titik persamaanya. Interpretasi
Metafor, disini beda dengan pandangan tradisional. Disini tak ada suatu
ungkapan lain yang dapat mengganti metafor itu.interpertasi berarti menolong
pendengar untuk melihat dengan lebih baik,apa yang terdapat dalam metafor. Konsuekensinya
untuk metode Teologis,ada banyak metafora yang diperdebatkan. Semua
pembicaraantentang Allah yang lepas dari situasinya,yakni situasi dimana
manusia mencari kata untuk mengungkapkan pengalamannya dengan Allah, adalah
abstrak. Dan ini alasannya meengapa bahasa religius tidak dapat dimengerti oleh
banyak orang,karena disebabkan cara
berbicaranya yang abstrak dan bukan karena dipakainya metafor. Dengan perkataan
lain,kita tak dapat berbicara tentang Allah,lepas dari pernyataannya dalam sejarah
manusia. Pelayanan pastoral dan khotba
hendaknya diarahkan untuk mengisi kata-kata abstrak dari ajaran dan
liturgi,dengan “kasih”/ceriteria yang kongkret.
Dalam pelayanan pastoral dan khotba harus dicari makna dari metafor
itu.(ceriteria yang diwariskan oleh Alkitab,atau pengalaman-pengalaman
jemaat,atau dalam hidup pribadi dll).
Dan untuk melakukan hal itu kita perlu mendengarkan tanpa akhir ,
sehinggah maknannya dapat kita dekati.
Komentar
Posting Komentar