Manusia & Lingkungan
ilmu sosial budaya dasar
|
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
|
Sejauh tentang Sampah
|
|
|
|
|
|
ABSTRAK
Manusia dan lingkungan merupakan aspek yang saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya. Salah satu pengaruh yang sangat mencolok adalah permasalahan
Sampah. Sampah adalah permasalahan yang tak pernah berakhir, bahkan sampai pada
saat ini. Sampah secara umum dikenal dengan sampah Organik (sampah yang dapat
terurai) dan sampah Anorganik (sampah yang tidak dapat terurai).
Dalam perkembangannya, manusia menemukan berbagai cara, untuk meminimalisir
tingkat produksi Sampah. Tetapi apakah dengan cara Demikian dapat menghilangkan
sampah ? bagaimana jika hal itu benar-benar terjadi ? Manusia juga menjadikan
sampah sebagai sumber mata pencaharian. Pertanyaanya bagaimana jika sampah
tidak ada ?
PENDAHULUAN
Lingkungan yang sehat, adalah lingkungan yang bersih dari sampah. Sebuah
kata yang tak asing didengar oleh kita. Sampah merupakan sebuah masalah besar
yang tak hentinya terus mengancam kehidupan manusia beserta seluruh ekosistem
yang ada dalam sebuah lingkungan. Permasalahan ini terjadi bukan disebabkan
oleh lingkungan, melainkan ulah manusia itu sendiri. Sampah tak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Setiap saat dan setiap tempat, pasti akan
ditemukan Sampah. Sebersih apapun sebuah kota atau rumah, pasti disitu terdapat
sampah.
Akibat dari sampah, maka akan terjadi bencana dan mendatangkan penyakit.
Hal ini mutlak terjadi, disebabkan oleh manusia itu sendiri. Tapi, sampah
sampah tidak hanya mendatangkan bencana dan penyakit, di lain sisi, sampah
dapat mendatangkan nilai Ekonomis atau keuntungan bagi orang-orang yang kreatif. Dengan
pengolahan sampah secara benar, maka sampah dapat berguna bagi siapa saja.
Dalam artikel ini, akan dipaparkan
sebuah topik besar yaitu tentang Sampah, setelah mengkaji defenisi sampah, maka
kita akan masuk kepada pembahasan yang lebih mendalam.
PEMBAHASAN
Bagaimana keadaan sampah dalam kondisi
saat ini ?
Dalam kenyataannya, kehidupan manusia dengan lingkungan memiliki kontribusi
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satu kontribusi yang sangat
krusial terhadap Lingkungan adalah Sampah. Sampah merupakan sebuah hal
yang tak asing dalam kehidupan saat ini, dan merupakan permasalahan lingkungan yang tidak pernah usai. Sampah selalu ada dalam setiap peradaban
manusia. Namun pada jaman sekarang, kita menghadapi masalah yang lebih besar.
Karena Semakin modern kehidupan manusia, maka kuantitas sampah yang dihasilkan
pun semakin meningkat. Hal itu terlihat dari kecenderungan meningkatnya
produksi sampah di daerah perkotaan seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk. [1]
Salah satu faktor penyebab meningkatnya sampah, terutama pada daerah
perkotaan adalah kecenderungan mengkonsumsi barang Pabrikan. karena penggunaan
bahan produksi pabrik daerah perkotaan lebih besar dibandingkan dengan daerah
pedesaan, Dan lebih diperparah lagi dengan kuantitas pengguna barang tersebut.
Dalam artian bahwa pengguna barang meningkat sehingga penghasil sampah juga
meningkat. Semakin banyak barang yang digunakan dan dikonsumsi atau semakin
tinggi tingkat produksi suatu barang, maka jumlah sampah yang dihasilkan-pun
ikut mmeningkat. Diperkirakan, pada daerah Kota, rata-rata setiap orang per hari bisa menghasilkan
1 kantong sampah dan mungkin saja
lebih dari pada itu. ada sebuah data stastistik mengenai Informasi Sampah di
Indonesia. Sumber ini diperoleh dari buku Statistik Persampahan
Indonesia Tahun 2008 yang diterbitkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia.[2]

Berdasarkan
penjelasan diatas, ada pula pemaparan jenis sampah dari masing-masing Pulau
Bisa dibayangkan, Bagaimana jika hal
ini terus terjadi ? mungkinkah kita akan menetap pada Tumpukan sampah ? dalam
artian bahwa, sampah akan menutupi seluruh permukaan bumi. Dengan kegiatan
produksi yang tak hentinya, bukankah hal itu membawa dampak yang besar dalam
kehidupan kita ?

Mungkinkah sampah diminimalisir dan bahkan
dihilangkan sama sekali ?
Dilihat dari kuantitas dan kualitasnya, sampah dapat memberi pengaruh bagi
kelangsungan hidup manusia dan bahkan makhluk yang lainnya. Kualitas bahan yang
berpotensi menjadi sampah, lebih memperburuk lingkungan dan alam, sebab sampah
Manusia kebanyakan berasal dari bahan-bahan yang sukar teruraikan, seperti
(sampah Plastik, besi, seng, kain, dan lain-lain)
Dalam era sekarang ini, berbagai macam kegiatan yang menghasilkan sampah
banyak sekali terjadi. Hal ini terjadi karena tingkat kebutuhan masyarakat
menigkat, sehingga proses produksi juga ikut meningkat. Dan tentu proses
produksi itu menghasilkan sampah, selain dari prosesnya, hasil produksipun juga
bisa menghasilkan sampah.
Dari proses demikian maka,
diperlukan pengelolaan sampah yang memadai, agar sampah dapat diminimalisirkan.
Berikut ada beberapa cara untuk meminimalisirkan produksi Sampah :
- Digunakan Sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik
Sampah organik adalah bahan dasar
utama pembuatan pupuk organik. Jadi, sampah-sampah organik yang dihasilkan oleh
rumah tangga seperti sampah dapur tidak ada salahnya dikumpulkan di suatu
tempat. Kemudian diolah menjadi pupuk organik.
Sampah dapur bisa diolah menjadi pupuk organik pada
(misalnya kompos) atau pun pupuk organik cair. Namun, untuk sampah rumah tangga
lebih disarankan untuk diolah menjadi pupuk organik cair. Karena sampah rumah
tangga kuantitasnya sedikit, namun selalu kontinyu atau terus menerus
dihasilkan.
·
Pakan ternak
Selain itu, sampah organik seperti
dedaunan yang masih hijau, sisa sayur dan buah bisa digunakan sebagai pakan
ternak. Namun demikian harus dipastikan terlebih dulu, apakah dedaunan atau
sisa sayur dan buah tersebut aman dan disukai oleh ternak.
·
Bahan dasar untuk berbagai
kerajinan kreatif
Sampah dan barang-barang bekas juga
masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar berbagai kerajinan tangan kreatif.
Misalnya kertas plastik pembungkus sampo, deterjen, pewangi pakaian bisa dibuat
menjadi tas atau dompet cantik. Plastik bekas pembungkus permen bisa disulap
menjadi dompet unik.
Contoh lain styrofoam bisa
dikreasikan menjadi bunga, hiasan dinding atau mainan anak. Bungkus rokok juga
bisa dikreasi menjadi pot bunga dan hiasan dinding, dan lain-lain.
·
Wadah alternatif
Sampah-sampah yang berbentuk wadah,
seperti kaleng bekas minuman, botol beling, kaleng biskuit dan sejenisnya bisa
dialih fungsikan menjadi wadah alternatif. Agar lebih menarik, Anda bisa
mengukir, melukis atau memberi hiasan pada wadah tersebut.
Contoh sederhananya kaleng bekas minuman atau kaleng sarden,
bisa dibuat menjadi wadah tempat penyimpanan pensil yang unik. Bisa dengan cara
memberi ukiran, atau menyampulnya dengan kertas kado.
Contoh lain kardus bekas bisa Anda sulap menjadi box
penyimpanan barang. Terlebih dahulu box tersebut Anda tutup dengan kertas kado,
atau kertas hias lainnya. Berikan sentuhan kreasi tertentu agar lebih menarik.
- Bahan dasar pembuat batako
Batako yang dimaskudkan terbuat dari
bahan Styrofoam. Styrofoam yang tidak lagi digunakan seringnya menjadi sampah
dan dibuang ke tumpukan sampah. Padahal kita tahu, styrofoam merupakan jenis
sampah yang sangat merusak lingkungan karena tidak bisa diurai oleh
mikroorganisme pengurai di dalam tanah.
Tapi ternyata styrofoam ini bisa dijadikan
sebagai bahan campuran untuk membuat batako. Uniknya, batako yang dihasilkan
lebih ringan dan tidak menyerap air, sehingga jika diaplikasikan untuk bangunan
atau tembok, batako ini bisa mencegah rembesan air hujan ke dalam rumah.
Teknologi ini ditemukan oleh sekelompok siswa di sebuah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di Riau (info dari Riau
Pos cetak). Sayangnya kekuatan batako ini untuk bangunan belum teruji,
namun minimal hal ini sudah memberikan alternatif pengelolaan sampah styrofoam
di masyarakat.
Berdasarkan
cara-cara diatas dan jika dilakukan dengan Maksimal, maka masalah sampah dapat
diminimalisir. Akan tetapi, kemungkinan untuk menghilangkan sampah sangat sulit
dilakukan. Dikarenakan Produksi Sampah adalah hal yang terjadi secara kontinyu,
atau berlanjut-lanjut.[3]
[4]Disamping pengelolaan sampah diatas, ada
pula berbagai kendala yang mengakibatkan sehingga permasalahan sampah terus
menerpa kehidupan.
Ada beberapa penyebab sehingga sampah sulit untuk dikelola secara baik:
1.
Pesatnya
perkembangan teknologi lebih cepat,
daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami masalah persampahan.
Teknologi seakan mengubah paradima masyarakat, sehingga gaya hidup praktis
lebih kental.
2.
Meningkatnya
tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan
tentang persampahan. Taraf hidup yang tinggi pasti juga berpotensi tehadap
jumlah sampah yang dihasilkan, apalagi jika kurangnya perhatian terhadap
masalah sampah, maka akan berdampak buruk.
3.
Kebiasaan
pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, yang menimbulkan pencemaran
air, tanah, dan udara, sehingga memperbanyak populasi Vector pembawa penyakit
seperti Lalat dan Tikus.
4.
Kegagalan
dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang bekas, juga ketidakmampuan
masyarakat dalam memelihara barangnya sehingga cepat rusak, ataupun produk
masnufaktur yang sangat rendah mutunya sehingga cepat menjadi sampah.
5.
Kurangnya
pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
6.
Sulitnya
menyimpan sampah sementara yang cepat busuk
7.
Sulitnya
mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan
memelihara kebersihan.
Ketika berkaca berdasarkan pemaparan tersebut, sepertinya menjadi hal yang
cukup sulit jika ingin memberantas masalah sampah. Dimulai dari perkembangan
teknologi yang lebih laju, daripada pengetahuan
masyarakat tentang pengelolaan sampah, hingga masalah pribadi yaitu
kesadaran membuang sampah pada tempatnya
Bagaimana jika sampah tidak ada sama
sekali ?
Sampah bukan hanya sebatas benda yang tidak berguna. Pada lapisan masyarakat
tertentu, ada pula masyarakat yang hidupnya bergantung pada keberadaan sampah.
Hanya dengan mengais sampah, maka mereka akan mendapatkan rejeki. Hal ini
menunjukan bahwa dilain sisi, sampah mendatangkan keuntungan. Jika sampah tidak
ada, maka dapat dianalisa bahwa akan terjadi pengangguran, dan mungkin saja
akan lebih meningkatkan kemiskinan, terkhususnya lapisan bawah pada masyarakat.
Bukan hanya itu, tapi masyarakat
yang hidupnya dengan cara mempoduksi kerajinan, yang bahannya berasal dari
sampah, otomatis akan kesulitan. Sehingga akan lebih mempersulit para pengrajin
dalam mendapatkan bahan baku. Akibatnya pengeluaran untuk mendapatkan bahan
baku akan meningkat, dan jumlah hasil produksi-pun akan berkurang, dikarenakan
bahan baku yang sulit didapatkan. Hal ini juga berdampak bagi kondisi ekonomi para pengrajin.
Pendapatan mereka pasti akan berkurang, dan mungkin saja akan terjadi
kemiskinan.
Apa cara yang paling efektif untuk
mengatasi permasalahan sampah
Kerajinan tangan dari sampah plastik merupakan cara
yang bisa kita tempuh untuk membuka peluang usaha. Seperti diketahui plastik
merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan manusia
modern. Akan tetapi sisa sampah plastik menjadi permasalahan tersendiri bagi kehidupan. Solusinya adalah dengan
mengurangi penggunaan bahan yang berasal dari plastik atau mendaur ulang sampah
plastik menjadi barang yang bermanfaat.
Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka kerajinan yang memiliki potensi
ekonomi yang cukup baik. Peluang usaha kerajinan sampah plastik ini disamping
mendatangkan keuntungan juga dapat mengurangi polusi akibat sampah plastik.
1. Sampah
untuk Biogas(bioenergi)
Sama halnya dengan kerajinan tangan
Sampah untuk Biogas juga sangat membantu orang kalangan bawah untuk penggunaan
kayu bakar untuk memasak dan lain-lain. Biogas banyak dibuat dari sampah hasil
pertenakan,yaitu dari sisa-sisa makanan ternak dan kotoran hewan. Tetapi pada
prinsipnya biogas dapat dibuat dari segala jenis sampah organik.
2. Pengomposan
sampah
Kompos adalah hasil dari proses
pengomposan,yaitu suatu cara untuk menkonversikan bahan-bahan organik menjadi
bahan yang telah dirombak lebih
sederhana dengan menggunakan aktivitas mikrobia,semacam perompakan yang terjadi
pada bahan organik.
Dan hal ini sangat membantu sekali untuk
kalangan bawah sebagai mata pencaharian.
3. Sampah
untuk makanan ternak dan macam-macam kegunaan lainya.
Pemanfaatan lainya dari sampah antara
lain dapat pula digunakan untuk makanan ternak(babi) dan beberapa bahan macam
bangunan misalnya batu tiruan(brick), papan,atau bahan-bahan pengisi,terutama
untuk jenis-jenis sampah tertentu yang biasanya merupakan sampah hasil
pertanian atau agroindustri,misalnya sekam,batang jagung,jerami,bagasse dan
sebagainya.tetapi cara pemanfatan seperti ini baru dalam taraf skala penilitian
belum merupakan skala industri.[5]
beberapa prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam
pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R
Reduce
(mengurangi) :
Sebisa mungkin
meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan barang atau material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Reuse
(Menggunakan kembali)
Sebisa mungkin
Pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang menjadi sampah.
Recycle (mendaur
ulang) :
Sebisa mungkin,
barang-barang yang sudah tidak berguna di daur ulang lagi. Tidak semua barang
bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri informal dan rumah
tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Replace
(Mengganti) :
Teliti barang
yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan hanya memakai barang-barang yang
lebih ramah lingkungan
Harapan-harapan kami dalam pengelolaan sampah di
Indonesia
1. Mulailah kebiasaan hidup sehat dan bersih
dengan hal-hal kecil dari diri sendiri, contohnya membuang sampah di tempatnya.
2. Berpartisipasi dalam pengolahan sampah
dalam masyarakat. Contohnya dengan mengikuti kerja bakti bagi masyarakat, tugas
piket bagi siswa, dan juga ikut serta dalam organisasi daur ulang.
3. Menyadarkan orang lain dalam melakukan
hal-hal baik dalam pengelolaan sampah, seperti menulis artikel atau menjalankan
kampanye. Ketika tindakan kita sudah nyata dalam masyarakat, orang lain juga
akan tergerak.
4. Diperlukan manajemen data yang lebih rapi
agar memudahkan pencarian data terkait penelitian di bidang persampahan.
5. Diperlukan peng-update-an data secara terus
menerus agar diperoleh informasi lengkap terkait teknologi pengolahan dan
pengelolaan sampah.
6. Diperketatnya Undang-Undang yang mengatur
tentang persampahan maupun tentang pengelolaan sampah.
7. Masyarakat bisa melakukan kebiasaan memilah
sampah yang bisa didaur ulang dengan sampah yang susah untuk didaur ulang
(sampah organic dengan sampah non-organik)
8. Indonesia bisa meniru cara pengelolaan
sampah di negara-negara maju seperti Jerman, Inggris dan Jepang.
9. Masyarakat membayar pajak dengan tekun dan
rutin. Dengan demikian, uang pajak tersebut bisa dipakai untuk melengkapi
sarana-sarana yang lengkap dalam pengelolaan sampah tersebut.
10. Kesadaran masyarakat setempat untuk tidak
melakukan korupsi dan hal hal yang merugikan Negara. Karena hal tersebut akan
menghambat perkembangan Negara dalam pengelolaan sampah.
PENUTUP
Alam dan manusia merupakan dua aspek yang saling membutuhkan. Manusia
membutuhkan alam sebagai penopang kehidupannya, alam juga membutuhkan manusia
untuk agar tetap bisa dilestarikan. Kebutuhan ini merupakan hal yang mutlak
terutama bagi manusia. Dalam kehidupan itulah maka manusia sangat membutuhkan
alam agar bertahan hidup. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kita ketahui
bersama bahwa sampah secara tidak langsung dapat membantu kelangsungan hidup
manusia yaitu sebagai sumber lapangan pekerjaan. Hanya orang kreatif yang dapat
melakukan sebuah keajaiban dari sesuatu yang tidak berharga.
Pada sisi lain, sampah dapat
mendatangkan bencana, Jika tidak ditanggulangi secara baik. untuk itu,
pencegahan terhadap sampah lebih penting daripada harus mengobati luka akibat
sampah.
DAFTAR
PUSTAKA
SURIAWIRIS UNUS. air dalam kehidupan dan lingkungan yang sehat. Alumni: Bandung,
1996
SASTRAWIJAYA
TRESNA, pencemaran lingkungan;Rineka
Cipta,Jakarta2009
HADIWIYOTO SOEWEDO,penanganan dan pemanfataan sampah. Yayasan Idayu: Jakarta.1983
TRIHADININGRUM. Progam Pelatihan Sistem
Pengolahan Sampah. Jurusan Teknik Lingkungan ITS: Surabaya. 2002. Hlm 13-14
[1] Unus Suriawiria, Air Dalam
Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat. Bandung: Alumni, 1996. Hal. 3&4
[2] http://www.Hedisasrawan.blogspot.com.
Diakses tanggal 27 April 2016
[3] A.Tresna Sastrawijaya. Pencemaran
Lingkungan. Rineka Cipta: Jakarta. 2009. Hlm 86-87
[4] Trihadiningrum, Y. Dkk. Progam
Pelatihan Sistem Pengolahan Sampah. Jurusan Teknik Lingkungan ITS:
Surabaya. 2002. Hlm 13-14
[5] Ir.Soewedo Hadiwiyoto. Penanganan
dan Pemanfataan Sampah. Yayasan Idayu: Jakarta. 1983. Hlm 59-78
Komentar
Posting Komentar