Mistisisme dan Hubungan Mistisisme dengan Agama Hindu-Buddha dan Suku



TUGAS
Agama Hindu-Buddha, Suku dan Kebatinan
(Mistisisme)


Oleh Kelompok 6:
1.                       Aprilia N Hukom
2.                       Erly O Beay
3.                       Otniel Taliak
4.                       Devans Siwalette




Fakultas Teologi
Universitas Kristen Indonesia Maluku
2017








PENDAHULUAN
            Dalam kehidupan manusia selalu saja ada yang di perhadapkan dengan yang namanya mistik. Pengalaman mistik  pertama-tama merupakan sebuah fakta yang penuh dengan makna  bagi kehidupan religius manusia. Agama seringkali menjadi salah satu jalan keluar dari berbagai persoalan tersebut. Walau begitu, tak sedikit pula yang bertentangan jalan keluar yang “dianggap” bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri. Fenomena pananyaan adalah sebuah fakta sosial yang real terjadi di masyarakat. Mistisisme adalah kepercayaan bahwa kebenaran tertinggi tentang realitas hanya dapat diperoleh melalui pengalaman intuitif suprarasional, bahkan spiritual, dan bukan melalui akal (rasio atau reason) logis belaka. Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya. Mistisisme bukan hanya di satu agama tetapi di setiap agama juga pasti terselip mitisisme. Mitisisme dapat juga di lihat di dalam agama Hindu-Buddha dan Suku. Oleh sebab itu penulis akan membahas lebih lanjut tentang pengertian mistisisme dan hubungan antara agama hindu-buddha dan suku secara lebih baik.











A.    Pengertian Mistisisme
1.      Mistisisme, dalam bahasa Inggris mysticism, bahasa Yunani mysterion, dari mystes (orang yang mencari rahasia-rahasia kenyataan) atau myein (menutup mata sendiri). Istilah ini berasal dari agama-agama misteri Yunani yang para calon pemeluknya diberi nama mystes. Mistisisme adalah kepercayaan bahwa kebenaran tertinggi tentang realitas hanya dapat diperoleh melalui pengalaman intuitif suprarasional, bahkan spiritual, dan bukan melalui akal (rasio atau reason) logis belaka. Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya. Beberapa pendapat tentang paham mistik atau mistisisme :
1.      Kepercayaan tentang adanya kontak antara manusia bumi (aardse mens) dan tuhan (Dr. C.B. Van Haeringen, Nederlands Woordenboek, 1948).
2. Kepercayaan tentang persatuan mesra (innige vereneging) ruh manusia (ziel)       dengan Tuhan (Dr. C.B. Van Haeringen, Nederlands Woordenboek, 1948).
3. Kepercayaan kepada suatu kemungkinan terjadinya persatuan langsung (onmiddelijke vereneging) manusia dengan Dzat Ketuhanan (goddelijke wezen) dan perjuangan bergairah kepada persatuan itu (Algemeene Kunstwoordentolk, J. Kramers. Jz).
 4. Kepercayaan kepada hal-hal yang rahasia (geheimnissen) dan hal-hal yang tersembunyi (verborgenheden). (J. Kramers. Jz).
Mistisisme, yaitu kepercayaan atau paham bahwa manusia dapat menjadi satu atau melebur dengan sosok atau kekuatan gaib atau ilahiah. Paham ini kemudian memiliki dan mengajarkan cara tersendiri untuk mencapai penyatuan itu atau untuk mendapatkan kekuatan yang ada pada sosok gaib itu, seperti berpuasa, pantang makan makanan tertentu dan dalam periode tertentu, semedi atau bertapa, atau melakukan ritus/ritual khusus.. Pengalaman mistik merupakan pengamatan langsung atas sesuatu yang kekal, entah dipahami  dalam pengertian-pengertian yang bersifat pribadi atau hanya sekedar keadaan dari kesadaran.


B.     Hubungan Mistisisme dengan Agama Hindu-Buddha dan Suku

Ø  Mistisisme dengan Agama Hindu
Mistisisme berhubungan dengan agama Hindu misalnya saja pada salah satu kitab agama hindu yaitu kitab-kitab Brahmana. Dalam periode di kitab ini, orang mengundurkan diri ke dalam rimbah otmatis ada kitab-kitabnya yang tersendiri. Kitab-kitab Brahmana yang tersendiri itu di sebut kitab-kitab rimba yaitu aranyaka (hutan rimba). Isi kitab-kitab rimab itu ialah ajaran rahasia yang bersifat mistik dan magic yang di anggap begitu berbahaya sehingga orang tidak boleh membacanya di tempat-tempat yang didiami orang., melainkan hanya dalam kesunyian rimba.  Selain itu berbicara tentang mistisisme hindu, tentu saja pertama-tama kita berhadapan dengan pengalaman Yoga. Pengalaman Yoga bukan saja merupakan bagian dari agama hindu klasik, tetapi juga periode modern dan masa kini. Yoga bukan hanya menjadi bagian dari salah satu aliran kerohanian India, melainkan dari seluruh pengalaman hindu dalam bentuknya yang beragam.pengalaman Yoga yang khas, yang di bedakan dari jenis-jenisnya yang tampak dalam mistisisme hindu. Puncak dari semua meditasi dan disiplin Yoga adalah apa yang di sebut sebagai Samadhi, yang berarti  kosentrasi penuh dari budi, suatu penyerapan total. Tujuan akhir Yoga adalah memisahkan roh dari materi dan hal ini merupakan kebahagian terakhir. Keselamatan berarti lepasnya jiwa secara definitif dari materi dan kembali ke keadaan kebebasan, imortalitas, kedamaian, yang merupakan kebahagian sempurna sendiri.
Jenis mistisisme hindu yang kedua, yang cukup tersebar luas luas didalam maupun diluar India, adalah mistisisme nondualis. Jenis ini sudah menemukan jenisnya di dalam kitab-kitab upanishad. Pengalaman ini bukanlah kesadaran kosmis, tetapi justru kebalikan darinya. Pengalaman ini akan kesatuan yang mutlak mengecualikan adanya pluralitas, ketegaran roh untuk tidak sama sekali berurusan dengan materi, dalam hal waktu sejak kekal, dalam hal ruang tak ada tempat, . makna sentral dari mistisisme nondualis ialah apabila orang mencapai taraf itu, Ia akan menyadari bahwa sesungguhnya ia sendiri adalah yang mutlak. Kenyataan adalah satu secara mutlak, maka apapun yang tampaknya lain daripada yang tunggal sesungguhnya tidak nyata.
Jenis mistisisme hindu yang ketiga bersifat teistis. Pengalaman dari jenis ini tersusun atas dasar cinta dari dan persatuan dengan Tuhan. Jiwa yang sudah di bebaskan dari hal-hal yang bersifat material, mental dan afektif, akan di persatukan dengan Tuhan dalam cinta.


Ø  Mistisisme dengan Agama Buddha
Selain memiliki hubungan dengan agama Hidu, mistisisme juga saling berhubungan dengan agama Buddha misalnya saja pada saat pengheningan cipta di dalam semadi. Usaha ini juga di sebut dhyana. Dengan bersemadi orang dapat sampai kepada keadaan kesadaran yang lebih tinggi. Buddha menunjukan bahwasamadhi ini baru daat di selesaikan dengan baik, apabila di dahalui denganetika yang benar. Dengan mengusahakan etika yang benar, orang melepaskan diri dari nafsu-nafsu yang kasar , setelah itu didalam mengheningkan cipta didalam semadi orang melepaskan diri pula dari dorongan-dorongan jiwa yang halus, yang membelengu kita seperti misalnya penglahiran kemauan, angan-angan (fantasi), bahkan endapan-endapan dari pengalaman-pengalalaman yang dahulu (samskara), yang tersiman didalam bawah sadar (onderbewuszijn). selain itu juga mistisisme dalam agama buddha juga dapat kita lihat tahapan samadhi yaitu Abhinna. Pertama-tama terkenanglah kehidupan yang dahulu, kelahiran yang beratus-ratus ribu jumlahnya. Tampaklah seluruh proses yang telah di alaminya, selanjutnya orang menerima mata gaib, maka dapatlah ia meihat samsara makhluk-makhluk lainnya. Terbukalah rahasia hukum karma , kenyataan hukum karma tampaklah sekarang dengan nyata (konkrit) di depannya. Dan akibatnya ialah sekarang orang tahu, kebenaran yang terakhir dan tertinggi yakni kebenaran :


·         Penderitaaan
·         Sebabab-sebab peneritaan
·         Pembinasaan sebab-sebab penderitaan
·         Di jalan menuju kepembinasaan sebab-sebab pendeitaan.

Ø  Mistisisme dengan Agama Suku
Pada prinsipnya agama suku bukan pada individu tetapi kepada kosmos. Dan salah satu kepercayaan mereka yaitu apabila mereka ingin selamat maka mereka harus melakukan ritual yang membuat mereka terhindar dari kemarahan roh-roh nenek moyang. Hubungan mistisisme dengan agama suku yaitu dapat di lihat cara mereka melakukan ritual untuk untuk mempersembahkan sesuatu kepada nenek moyang mereka sebab agama suku masih kental dengan latar belakang tradisi kebudayaan spiritual nenek moyang.

























DAFTAR PUSTAKA

Honig, A.G., Ilmu Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1959.
Dhavamony, M., Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1995




























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya "Ana kasi makang Om di Pulau Oma"

“PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN HORACE BUSHNELL”

PAK Menurut Calvin