PENGANTAR UNTUK TEOLOGI PATORAL

                             TEOLOGI PASTORAL                      
                                                                        
                                                                          Oleh



        Aprilia Netania Hukom
        Solagrasia Hiariej
                                                    Syeren Patricia Lisay  


PENGANTAR  UNTUK TEOLOGI PATORAL
Teologi Pastoral merupakan cabang resmi teologi, yang merupakan hasil studi
penggembalaan Kristen, yang sama pentingnya dengan teologi Biblika, teologi Dogmatika, dan Teologi sejarah. Teologi Pastoral tidak hanya diperhatikan oleh para ahli, tetapi juga oleh pendeta jemaat.Sejak zaman Reformasi istilah “Pasoral” telah dipakai dalam dua pengertian. Yaitu “Gemabala” dan “Pastoral” yang dipakai sebagai kata sifat dari kata benda ‘pastor’ muncul Penggembalaan logisnya imperialisme pengembalaan atas segala hal yang terjangkau sebaliknya,lunturnya pengertian kias yang asli penggembalaan yaitu sebagai penyelenggaraan pemeliharaan yang lembut dan tertib. Dipakai dalam pengertian yang kedua, yang menekankan dampak dari kas yang asli.Secara harafiah dinyatakan bahwa kedua pandangan itu keliru.Semua yang dilakukan oleh “Pastor” adalah Penggembalaan.Tetapi penggembalaan bukan dibuka hanya padaketika dan tertentu.Pandangan memberikan kesaksian kepada suatu aspek kebenaran yang penting yang normatif dari Penggembalaan bisa belajar dari pandangan ini. Yang diperlukan bukan hanya penggabungan karena kedua pandangan ini merupakan secara eksklusif satu sama lainnya. Kebenaran dari pandangan yang pertama, dimana penggembalaan dilihat sebagai apapunyang dilakukan oleh orang yang dikenal sebagai gembala, terikat dengan sikapnya.Kebenaran pandangan kedua, dimana Penggembalaan dihubungkan dengan salah satu kejadian yang berlawanan dengan lainnya adalah struktural dan kategorial. Jadi Penggembalaan, walaupun biasdilibatkan dalam setiap kejadian sebagai suatu sikap atau kesediaan, tidak selalu dominan dalam setiap kejadian nyata. Pada prinsipnya Penggembalaan bisa jadi satu kategori di antara lain-lainnya atau salah satu aspek dalam sebuah sususan yang menetapkan beberapa tujuan yang sah. Tugas untuk mendefenisikan, pertama-tama penggembalaan kemudian Teologi Pastoral dapat
dilaksanakan pada tingkat yang relatif tidak rumit, seolah-olah dimensi-dimensi tugasnya secara intelektual hanya sederhana saja, dan tidak lagi yang diperlukan kecuali bahan ilustrasi yang hidup. Studi penggembalaan menuntut perhatian kepada kejadian-kejadian nyata yang
melibatkan penggembalaan, sehingga harus ada baik dimensi empiris maupun dimensi
konteporer untuk penelitian. Dan karena perhatian menembus kegiatan penggembalaankepada Teologi Pastoral, dengan demikian kita harus memberikan perhatian kepada isi dan metode dari tiap-tiap cabang teologi Kristen yang sah. Dalam beberapa pengertian, penyelidikan kita harus bersifat teoritis, karena kita mencari prinsip-prinsip umum dan holistic yang patut bagi “Teologi Pastoral”.penggembalaan menduduki suatu tempat yang sangat unik dalam Kekristenan. Dengandemikian tidak ada agama lain yang seperti ajaran Kristus yang menyerap semua gagasan.
Arti penggembalaandisii,Penggembalaan dilihat sebagai suatu perspektif. Perspektif yang memberi kesan bahwa ada titik pandang tertentu dalam diri seseorang yang merasa, memandang, atau menolong.Tapi juga menunjukan bahwa seseorang tidak digambarkan secara lengkap.Istilah perspektif memungkinkan kita untuk memikirkan sesorang, atau gembala dalam rangka memiliki dan menjalankan suatu sikap yang adalah mendasar baginya dan bukan hanya merupakan suatu tempelan. Persperkif juga menunjukan suatu hubungan dengan obyek atau orang lain. Titik pandang di tunjukan pada suatu arah tertentu, dalam tindakan, perasaan, dan sikap.Penggembalaan dilihat sebagai dasar untuk mengatasi masalah tentang dua macam arti yang di miliki oleh Protestanisme.Dari satu segi kita mempertahankan kebenaran bahwa Penggembalaan sedikit banyak muncul pada segala hal yang dikerjakan oleh pendeta dan Gereja. Pokok pikiran tersebut jika dilaksanakan dengan benar, maka pandangan penggembalaan sebagai suatu perspektif memungkinkan kita untuk menilai penggembalaan sebagai suatu kesediaan, sebuah sikap, atau titik pandang yang tidak pernah absen dalam diri penggembala dan karena itu dalam berbagai cara terlibat dalam semua perasaan dan tindakannya. Dari pandangan lainnya ialah kita hendak mempertahankan kebenaran bahwa penggembalaan, walau banyak, namun tidak semuanya. Penggembalaan menjadi dominan ketika kebutuhan dan kesediaan muncul secara jelas, tetapi hal lain bisa juga menjadi dominan dalam kondisi yang berbeda.
Arti teologi pastoral
Teologi pastoral didefinisikan sebagai cabang atau bidang pengetahuan dan penyelidikan teologis yang mengarahkan perspektif pengembalaan dalam semua kegiatan dan fungsi gereja  dan pendeta dan kemudian menarik kesimpulan teologis dari refleksi pada pengamatan-pengamatan ini.
ini memberikan 5 pengertian atau pernyataan :
1.      Teologi Pastoral dihasilkan oleh penyelidikan dari perspektif Pengembalaan, kalau Pengembalaan tersebut didefinisikan menurut penjelasan diatas yaitu sebagai prespektif relasional, namun ada juga prepektif lain seperti istilah “berkomunikasi” dan “mengorganisir” yang bisa juga mengarah pada cabang-cabang teologi.
2.      Teologi pastoran adalah sebuah cabang teologi yang dalam pengertian yang sebenarnaya. Teologi Pastoral disini memiliki otonom , maksudnya memiliki pemerintahan/hak/wewenang tersendiri yang juga sama dengan cabang teologi lainnya seperti Biblika,Dogmatika,Historis,Etika dll. Walaupun sebernanya cabang-cabang itu tentunya saling berhubungan, namun Teologi Pastoral bukan berasal dari cabang-cabang lainya kecuali dalam pengertian dimana semua cabang menjadi bagian satu dengan lainnya.
3.      Teologi pastoral merupakan sebuah cabang teologi yang berpusat pada aktifitasnya atau fungsinya dan bukan cabang teologi yang berpusat pada logika. Teologi Pastoral memiliki kekhasannya tersendiri , kekhusususan ini nampak karena kesimpulan-kesimpulan teologis mereka,prinsip-prinsip dasar/teori yang timbul dari refleksi,terutama dalam hal-hal dan suatu fungsi  dari suatu prespektif tertentu.  Dan hal ini berbeda dengan cabang-cabang yang lain sepeti Biblika ataupun Dogmatika yang prinsip organisasinya berbeda.
4.      Teologi pastoral bersifat sistematis sama seperti cabang Teologi lainnuya,tapi prinsip-prinsip disekitar itu disusun secara pengembalaan. Teologi Pastoral bersifat secara sistematis dan menggunakan alur-alur yang disusun di sekitar Teologi Pastoral dengan alur Iman yang umum, tetapi bahannya disusun sesuai dengan data-data yang diperoleh dari penyelidikan dalam prespektif pengembalaan.
5.      Teologi pastoral memiliki satu metode dalam hubungan dengan itu, yang kosisten dengan patokan-patokan dari segalah metode teologi kritis. Teologi Pastoral menggunakan suatu metode dan bukan dengan pikiran kosong yang lepas dari pengalaman iman. Teologi Pastoral mempelajadi semua bahan pengelidikan dengan prespektif pengembalaan.
Ada definisi-definisi singkat yang tidak termasuk dalam penyimpulan diatas.
1.      Teologi pastoral bukan hanya sekedar praktik dari apapun. Praktik,fungsi-fungsi atau peristiwa-peristiwa diuraikan secara reflektif dan terjadilah teori. Setiap studi yang hanya berkaitan dengan praktik saja ,jika gagal untuk menjadi teori yang mendasar, pasti bukan Teologi Pastoral.
2.      Teologi pastoral bukan sekedar merupakan teologi yang di terapkan.Teologi bukan hanya menekankan penarapan, tapi bagaimana menegaskan lebih jauh proses itu bergerak ke arah yang terbalik, yaitu bahwa ada sumbangan-sumbangan kreatif. 
3.      Teologi pastoral bukan hanya pisikologis pastoral atau sosiologi pastoral di bawa nama yang baru(data yang di pakai seringkali bisa sama). Namun yang dituntut ialah bagaimana pengetahuan yang didapat harus ditempatkan dalam suatu konteks teologis.
4.      Tologi pastoral bukan seperti kadang-kadang dianggap pada masa lalu, teori dari segala fungsi dan  kegiatan dari pastor dan gereja. Pandangan yang demikian jarang dipakain secara lengkap ,karena teori berkhotba biasanya tidak dimasukan dalam rubrik Teologi Pastoral. Teologi Pastoral juga bukan teori atas segalah kegiatan Pelayanan,Pengembalaan kecuali berkhotba. Namun jika memberikan usaha-usaha untuk mendefinisak Teologi Pastoral dengan cara seperti ini maka akan mengarah kepada imperialisme atau ketiadabentukan, seperti pada masa lalu , dan kedua-duanya ditolak. Dan akhirnya menolak konsepsi Teologi Pastoral sebagai jembatan antara bidang-bidang studi teologi yang terorganisir dan kegiatan dan fungsi dari pendeta dan greja.
Dalam sejarah ada beberapa tokoh teolog abad 19 mengusulkan cabang “Teologi Pratika” dan sub cabangnya pada giliranya ada mungkin Teologi Pastoral. Hal ini cocok karena implikasi bahwa studi kegiatan bisa dan harus teologis dalam karakter , dan bagaimanapun harus mengarah kepada pengertian teologis , dan alasan kecocokan yang lain ialah bahwa Teologi Pastoral bukan satu-satunya cabang Teologi yang timbul dari studi fungsi-fungsi pendeta dan greja.
Ada 5 alasanstudi teologi pastoral sangat penting.
1.      Karena sifatnya yang khas dan luasnya kebutuhan penggembalaan di masa kini. Kebudayaan masa kini sudah cenderung mengikuti zaman (negatif). Namun tetap ada perasaan bahwa hidup sungguh berarti. Dan untuk mencapai hal itu paling sedikit dimulai dengan pengembalaan, namun pengembalaan harus sesuai dengan zaman supaya tidak terjadi kontra. Gembala rohani dewasa ini harus membaharui metode dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dan mengatasi bahaya-bahaya pada zaman kita sekarang ini.
2.      Studi pastoral ini penting,karena terletak pada perkembangan ilmu pengetahuan baru,alat-alat baru dan profesi-profesi baru yang berkaitan dengan tugas pemeliharaan dan penyembuhan. Maksudnya ialah Ilmu pengetahuan lebih dari sekedar metode atau cara namun lebih dari pada itu, banyak profesi-profesi pertolongan yang baru dan bertambah dan bisa saja beberapa gembala modern diantaranya menjadi penipu namun karena status kependetaanlah yang membedakan ia dari mereka (psikiater,psikolog dsb).  Tanpa Teologi Pastoral , pendeta tidak akan memiliki struktur teoritis untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti , bagaimana pendeta berkeja sama dengan mereka itu? Apa saja ketrampilan mereka yang membedakan kita? Dsb.
3.      Studi tentang teologi pastoral itu penting,karena tanpa studi tersebut,kegiatan-kegiatan penggembalaan,walaupun banyak dan berat,tidak akan menerangi pemahaman kita tentang iman. Teologi Pastoral memberikan kita kesempatan untuk memperdalam dan mengoreksi iman kita dan iman orang-orang yang kita tolong.
4.      Studi ini juga penting karena suasana psikologis intelektual yang khas dewasa ini. Konsep psikologi zaman ini sangat khas berbeda dengan zaman-zaman sebelumnya(baik/buruk.benar/salah).  Manusia modern harus mengerti bahwa bahasa psikologi zaman ini dapat juga menjadi bahawa teologis. Jika tidak dimengerti dan dipelajari maka akan cenderung untuk membuang teologi sebagai sesuatu yang tidaksesuai dengan pikiran dan bidang yang ditanganinya. Konsep pemikiran psikologis nampaknya berkaitan dengan teologis namun karena gagal memahami konteks teologis dengan tepat mengaburkan teologi dan menimbulkan keretakan yang lebih dalam antara teologi yang dipahami secara salah dan psikologi yang nampak lebih baik. Makanya harus ada suatu pengertian bahwa Teologi pastoral harus bekerjasama dengan psikologis begitu juga sebaliknya karena sudah demikian.
5.      Dan akhirnya,studi tentang teologi pastoral ini juga penting dalam kaitannya dengan kebangkitan teologi kita secara umum secara dewasa. Untuk suatu pemahaman mendalam mengenai tentang teologi Historis ,Biblika,dogmatika ataupun Moral tidak lengkap jika tidak adanya suatu pendalaman yang baru terhadap Teologi Pastoral.

Subjek Teologi Pastoral
Ada istilah Gembala dalam Teologi Pastoral, Gembala yang dimaksudkan ialah harus dapat memprioritaskan hal-hal yang utama dan memanfaatkan waktu untuk yang lainya,penuh kasih terhadap jiwa-jiwa dengan sempurna,kesucian pribadi,kesetiaan,sifat orptimi,serius dan bersemangat dan bertanggungjawab, harus melakukan segalahnya secarah “rohani”. Pengembala harus memahami prinsip-prinsip penyalamatan. Ciri khas yang di butuhkan dalam diri seorang gembala selalu tercampur dengan ciri-ciri yang lain yang disebutkan diatas. Tidak ada seorang gembala yang dapat memahami, menerima, bijaksana, lembut, dan menasihi dengan sempurna. Seorang gembala tidak pelu sempurna tetapi ia perlu memiliki sikap yang tertentu terhadap ketidak sempurnaan dan keterbatasannya. Dan awal dari sikap ini adalah memulainya dengan anugerah.Dan anugerah itu membutuhkan sifat yang giat.
Setiap Pendeta Adalah Seorang Teolog Pastoral
Pendeta harus berperan sebagai gembala, dan menjadi seorang teolog pastoral. Maka disamping hal-hal penting lain, pendidikannya pun harus berkaitan secara mendasar dengan pengembalaan. Dalam penilitian yang dilakukan oleh H.Richard Niebuhr, Daniel D. Williams dan Jamen M. mereka bertiga menegaskan pendidikan-pendidikan pendeta, maksudnya ialah jika studi yang benar tentang pengembalaan akan menujuh dan mengarahkan kepada pemahaman yang lebih mendalam dengan cara yang istimewah yaitu Teologi Pastoral. Teologi pastoral harus memberikan sumbangan yang penting teristimewa penyembuhan menjadi fokusnya. Teologi pastoral juga merangsang pengembalaan dan mendorong pemikiran si gembala terhadap dirinya sendiri, pemahaman dirinya, serta tempat dan fungsinya sendiri dalam proses pengembalaan.
Spesialis Teologi Pastoral
Spesialis adalah orang yang ahli dalam suatu cabang ilmu/letrampilan (ahli/master/pakar). Jika dilihat dalam pengertian spesialis ini sendiri merunjuk pada pernyataan bahwa seorang Teologi Pastoral ialah seorang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Dalam hal ini seorang yang dikatahkan spesialis ialah seorang teolog yang mampu menggabungkan ilmu Teologi dan relevansi teologinya (tidak hanya terikat pada laporan-laporan dan penyelidikan Alkitab atau dogma atau sejarah gereja atau juga bahkan tentang penggembalaan saja). Seperti halnya pada spesialis cabang teologi lainnya seorang teolog pastoral harus mengerti bukan hanya teologi patoral saja karena tidak ia akan gagal. Teologi pastoral penting untuk mengetahui cabang teologi lain yang juga berfokus pada praktik dan fungsi-fungsi. setiap pendeta pasti berurusan dengan pengembalaan, bagi banyak pendeta perspektif pengembalaan merupakan sudut pandang pribadi mereka.Segala sesuatu menjadi lebih hidup di dalam pengembalaan dari pada dimana pun.Oleh sebab itu disadari atau tidak mereka adalah spesialis dalam teologi pastoral. Oleh karena itu Seperti halnya para spesialis pada cabang teologi yang lain, seorang teolog pastoral harus mengerti bukan hanya teologi saja, Sebab, teologi pastoral telah muncul dari penyelidikan penggembalaan . Spesialis pada teologi pastoral yang dapat di catat ialah tidak ada seorang spesialis dala bidang pastoral yang tidak sekaligus menjadi spesialis dalam bidang yang lain. Hampir semua spesialis teologi pastoral juga adalah spesialis yang mungkin dinamai psokologi agama atau psikologi kepribadian atau pastoral psikologi.
Kaum Awam Sebagai Pelaku Teologi Pastoral
Pelayanan pastoral bukan hanya pendeta saja tapi juga kaum awam, namun pastoral kaum awam akan lebih efektif bila mereka memiliki Sesuatu lebih dari sekedar inspirasi (jika imajinasi tersentuh & mereka tergerak untuk melayani). Namun tidak menutupkemungkinan bahwa karena hal ini para pendeta tidak perlu bertanggungjawab lagi karena, ada beberapa aspek dalam pengembalaan yang tidak bisa ditugaskan sembarangan pada kaum awam. Yang perlu diketahui bahwa ada beberapa kaum awam yang ahli atau profesional(maksudnya,sejauh mana Ilmu yang mereka kuasai) dengan inisiatif pribadi. Dalam hal ini ialah psikiater,dokter,psikologi,pembimbing kejuruan,guru,pekerja sosial dll.

SEJARAH
Penggunaan istilah teologi pastoral pertama kali muncul dalam protestanisme pada abad ke 18.  Namun sebelumnya Pada abad ke-16 terhadap Teologi pastoral(tapi belum menggunakan istilah pastoral) adalah dicurahkannya perhatian pada sikap dan motivasi maksudnya ialah, membutuhkan seorang gembala kristen dengan segalah konsuekwensinya. Berlanjut pada abad ke 17 oleh Teolog Richard Baxter yang menekankan dalam pengembalaan ia menuntun harus adanya perasaan tanggungjawab pendeta terhadap jemaahnya, ia memberikan seruian supaya ada persiapan rohani yang serius untuk memberikan pelayanannya kepada domba-dombanya dengan sepenuhnya.  Pada akhir abad ke18 ada sebuah buku pegangan dari inggris untuk mahasiswa/i teologi yang memutat tugas-tugas pelayanan sebagai bekhotba,berdoa,melayani sakramen,memimpin jemaat secara umum&khusus, dan berlanjut pada awal abad ke19 di Jerman muncul juga studi Teologi Pastoral , dan baru disusun secara sistematis oleh Inggris dan Amerika sejak tahun 1873 setelah Jerman, dalam hal ini mengembangkan apa yang dikenal dengan teologi Praktika yang kemudian dilanjutkan oleh Friedrick Schleiermacher . bagi Friedrich Teologi Praktika ini digunakan untuk memelihara dan menyempurnakan greja maksudnya ialah  Teologi ini adalah disiplin yang lebih luas yang menilai tindakan dan langka greja, dan Teologi Pastoral merupakan sebagian dari padanya. Pada awal abad ke19 juga ada pengaruh dari pietisme dalam proses pengembalaan teologi pastoral ,orang-orang pietis dan evangelis mereka menilai penting pelayanan pastoral tapi mereka merasa harus mempertentangkannya dengan teologi ketika melakukanya. Dan warisan dari pietisme ialah sebagian dari kesenjangan diantara pengembalaan sebagai sekedar praktik dengan teori pastoral yang sistematis (hal ini disadarai belakangan,namun belum juga hilang). Terlepas dari itu pada awal abad yang ke19 , di abad ini fungsi-fungsi greja dan pelayanan sudah menjadi mapan.  Berlanjut pada pertengahan abad ke19 , Literatur jerman tentang pengembalaan dan Teologi Pastoral cenderung untuk menggambarkan aliran ortodoks formal atau tanggapan pietis terhadapnya. Mendekati akhir abad ke19 buku-buku petunjuk-petunjuk praktis mulai muncul untuk pendeta.soerang pendeta harus bijaksana,mempunyai pengetahuan,saleh dan harus memperhatikan jemaatnya.
Teologi Pastoral awalnya belum diakui sebagai disiplin Teologis sampai diterbitkanya buku karangan Klaus Harms pada tahun 1830 (jerman),sebelumnya pada tahun 1827 Teolog F.B Koster membagi Ilmu pastoral menjadi 4 fungsi yaitu Liturgia,Seelsorge,homiletika dan kateketik. Dan bertolak dari hal ini Tokoh W.G.T Shedd memberikan hal yang umumnya sama yaitu memandang Teologi Pastoral sebagai studi atas perkunjungan,pengajaran,kehidupan pribadi,doa dan akal budi dari pendeta. Tokoh lain juga ialah James.M Hoppin memandang hal yang sama. Van Oosterzee juga menjelaskan tentag homeletia,liturgika,kateketik, dan poemenik.  Ia menghargai Teologi Pastoral sebagai studi Poimenika yaitu sebagai Teori Peleyanan Pastoral.   Setelah buku di jerman pada tahun 1830 lalu ada juga uku Teologi Pastoral Amerika 1947 , dan di Amerika Serikat karya teologi Pastoral yang sistematis terjadi selama 60 tahun yaitu dari 1847 sampai 1907.dan salah satu tokohnya ialah Enoch Pond menekankan dan merasa bahwa teologi Pastoral berhubungan dengan relasi yang lebih dekat antara pendeta dan jemaatnya.  
Berlanjut pada Abad ke20 hampir semua upaya untuk menyususn karya sistematis baik Teologi Pastorakl maupun Teologi Praktika tidak tampak lagi, dan yang menggantikannya adalah pertumpuhan jumlah dan bahan-bahan model “petunjuk dan bantuan”. Buku-buku .kursus dan kuliah tentang hal ini sangat kuat. Karya yang terpopuler pada abad ini ialah oleh Jhon Watson “The Cure of Souls” . di Eropa pemanfaatan karya sistematis pada Teologi Praktika ada Teologi Pastoral ala abad ke19 masih tetap,namun hanya pada beberapa buku saja. Selanjutnya, orang yang memberikan sumbangan besar Teologi Pastoral abad ini adalah Anton T. Boisen. Dia berpendapat bahwa ada persamaan proses di antara beberapa bentuk pengalaman religius dan beberapa bentuk penyimpangan mental. Maksudnya ialah dalam pastoraln sekarang ini bukan hanya membutuhkan psikologi/psikiatri saja tapi juga membutuhkan Teologi. Dan ini merupakan pokok  didalam metode Teologis.
BAB IV
PERSPEKTIF-PERSPEKTIF
Isi dari Teologi Pastoral bersumber dari reflkesi teologis terhadap praktek pastoral  ditinjau dari perspektif pengembalaan. Perspektif ini tidak pernah menghabiskan makna dari peristiwa,demi kepenuhan makna dari suatu peristiwa ,maka ia perlu dipandang dari perspektif-perspektif yang lain juga. Dan perspektif-perspektif ini sama posisinya dengan perspektif pengembalaan. Dua perspekatif yang mempunyai sumber yang sama  dengan penggembalaan adalah yang kita sebut dengan istilah’’pengkomunikasian’’dan ‘’pengorganisasian.  Pengkomunikasian berhubungan dengan firman atau pesan kristiani, bukan hanya kebenaran umum tapi juga kebenaran penyelamatan   dengan ilmu pengetahuan lain yang dapat mengefektifkan pengkomunikasian itu,disini memakai perumpamaan atau model popular yang dikenal sebagai  ‘’teori lapangan’’. Teori lapangan ini untuk mengetahui dan mengemukakan relasi dimana kebenaran injil yang menyelamatkan itu memuat kebenaran  lain atau pengetahuan manusia. Inti dari pengkomunikasikan Injil adalah perealisasian didalam keseluruhan kepribadian seseorang,bukan penyerapan sejumlah doktrin atau pengetahuan ini dan itu. Dan tentu saja tampak langsung akan terjadib bila komunikasi telah tercapai.  Jelas bahwa pengkomunikasikan injil dan pengembalaan domba berbeda secara perspektif,tapi berlangsung terus sebagai pelaksanaan poastoral yang bercorak sama.  nsmun ini tidak berarti bahwa kegiatan pastoral hanya mempunyai sasaran mengkomunikasikan injil dan hanya untuk menggembalakan manusia. Setiap tindakan pastoral yang dimengerti secara benar ,akan mencakup keduannya. Dengan contoh ini pengembalaan bisa jadi merupakan tujuan perspektif fungsional dan dominan. Dalam corakpengembalaan ini injil akan disampaikan.  
Perorganisasian persekutuan , perspektif atas karya pastor dan Greja yang menyatukan persekutuan dan hanya menentukan hubungan antara persekutuan dengan segalah sesuatu yang bukan persekutuan. Oleh karena itu ada 2 tahap dalam hal ini , tahap pertama adalah tahap pemusatan, maksudnya berusaha ada persekutuan manusia. Tahap ke 2 ialah mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan persektuan,yaitu dunia dengan segalah aspeknya.  Perorganisasian adalah perspektif perwujudan sosial. Oelh karena itu pengorganisasian mengungkapkan lebih banyak dari pada sekedar penataan atauyb penstrujkturan. Dengan demikian mempelajari perorganisasian berarti mempelajari proses-proses itu yang dengannya persekutuan ditarik kepada titik pusatnya, dan nantinya juga mempelajari kegiatan-kegiatan yang melaluinya greja greja sebagaib tubuh dihubungkan. Dalam perspektif perorganisasian juga diperlukan kerja intelektual yang lebih kompleks dari sebelumnya.
Selanjutnya tentang sang gembala,ada 3 aspek pengembalaan tradisional yaitu, pendisiplinan,penghimburan dan pendidikan. Pendisiplinan adalah yang paling banyak diselidiki. Skema dari sejarah pendisiplinan adalah yang pertama,kesejahteraan pribadi dan Greja kedua-duanya diperhatikan. Kedua,perhatian lebih banyak diberikan kepada kesejahteraan greja dengan anggapan bahwa kesejahteraan pribadi secara otomatis akan mengikuti. Ketiga, ada penerapan prinsip-prinsip Protestan dalam bentuk pengenduran pendisiplinan sedikit demi sedikit pada bidang dimana pendisiplinan dulu diberlakukan dengan keras. Pendisiplinan yang disetujui disini ialah pendisiplinan yang bijaksana di dalam greja dan menolak kedisiplinan yang berpola otoritas. Yang terakhir pendesiplinan tidak seluruhnya ialah pengembalaan . pendisiplinan lebih tepat diletakan dibawah prespektif pengorganisasian.
Selanjutnya Pusat isi pengembalaan adalah kerinduan gembala akan kesejahtraan domba. Lalu bagaimana kita memandang isin keseluruhan situasi-situasi ini (gembala,jemaat dan hub). Dan disini memakai konsep penyembuhan ,pemeliharaan, dan pembimbimngan. Penyembuhan dalam hal ini membalut luka, pemeliharaan bearti menghibur(dalam arti aslinya dengan kebrania,menguatkan,bersehati dengan orang yang menderita). Dan yang terakhir pembimbingan berarti dalam perspektif pengembalaan bearti menemukan jalan sesudah pertolongan. Dan dengan demikian ketiga hal ini merupakan kesatuan , dan masing-masing mendukung keseluruhan dimensi dari perspektif pengembalaan.
Kesimpulan dan Tanggapan
Teologi pastoral adalah cabang atau bidang pengetahuan dan penyelidikan teologis yang mengarahkan perspektif pengembalaan dalam semua kegiatan dan fungsi gereja  dan pendeta dan kemudian menarik kesimpulan teologis dari refleksi. Teologi Pastoral juga tidak bisa dilepaspisahkan dengan istilah Pengembalaan (Penggembalaan dilihat sebagai dasar untuk mengatasi masalah tentang dua macam arti yang di miliki oleh Protestanisme) dan psikologi. Pendeta harus berperan sebagai gembala, dan menjadi seorang teolog pastoral. Maka disamping hal-hal penting lain, pendidikannya pun harus berkaitan secara mendasar dengan pengembalaan. Pelayanan pastoral bukan hanya pendeta saja tapi juga kaum awam, namun pastoral kaum awam akan lebih efektif bila mereka memiliki Sesuatu lebih dari sekedar inspirasi (jika imajinasi tersentuh & mereka tergerak untuk melayani).
Pusat isi pengembalaan adalah kerinduan gembala akan kesejahtraan domba. Lalu bagaimana kita memandang isin keseluruhan situasi-situasi ini (gembala,jemaat dan hub). Dan disini memakai konsep penyembuhan ,pemeliharaan, dan pembimbimngan. Penyembuhan dalam hal ini membalut luka, pemeliharaan bearti menghibur(dalam arti aslinya dengan kebrania,menguatkan,bersehati dengan orang yang menderita). Dan yang terakhir pembimbingan berarti dalam perspektif pengembalaan bearti menemukan jalan sesudah pertolongan. Dan dengan demikian ketiga hal ini merupakan kesatuan , dan masing-masing mendukung keseluruhan dimensi dari perspektif pengembalaan
Dalam sumbangsu suatu Penyelidikan Teologi Pastoral ada hubungan Timbal balik yang terjadi yaitu adanya kesempatan bagi kita memperdalam dan mengoreksi iman kita dan iman orang-orang yang kita tolong. Studi pastoral juga bersifat dan meluasnya sesuai kebutuhan penggembalaan di masa kini.Teologi pastoral bukan hanya sekedar praktik dari apapun,Teologi pastoran adalah sebuah cabang teologi yang dalam pengertian yang sebenarnaya atau hak/wewenang tersendiri dalam bidangnya, Teologi pastoral bersifat sistematis sama seperti cabang Teologi lainnuya,tapi prinsip-prinsip disekitar itu disusun secara pengembalaan. Teologi pastoral juga memiliki satu metode dalam hubungan dengan itu, yang kosisten dengan patokan-patokan dari segalah metode teologi kritis. Teologi Pastoral menggunakan suatu metode dan bukan dengan pikiran kosong yang lepas dari pengalaman iman. Teologi Pastoral mempelajadi semua bahan pengelidikan dengan prespektif pengembalaan. `
Tanggapan kelompok ialah sangat baik kita mengetahui dan mempelajari studi Teologi Pastoral karena memberikan sumbangsi bukan hanya kita sebagai pastor/pengembala tapi juga orang yang dilayani. Teologi Pastoral juga sangat baik dan juga penting dalam kaitannya dengan kebangkitan teologi kita secara umum secara dewasa. Untuk suatu pemahaman mendalam mengenai tentang teologi Historis ,Biblika,dogmatika ataupun Moral tidak lengkap jika tidak adanya suatu pendalaman yang baru terhadap Teologi Pastoral.
Pandangan kelompok yang lain ialah, tentang Ilmu Pengetahuan modern yang memungkinkan kita untuk menolong orang dalam berbagai kehidupan ( dalam contoh pengembala domba hlmn 86) itu seakan-akan memaksakan kita untuk menggunakan apa yang ada pada maza modern ini untuk membaharui metode-metode pengembalaan pastoral. Tapi menurut kelompok yaitu kita tidak boleh terhanyut dengan pembaharuan modern (memang sesuai dengan konteks kebutuhan modern) tapi bagaimana kita menyatupadukan metode-metode tersebut supaya bisa simbang, sehinggah tidak melupakan metode-metode yang perna ada sebelumnya.

Komentar